MANAJEMEN
PERSONALIA
Manajemen personalia adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan perekrutan, penempatan,
lahan, dan pengembangan anggota organisasi dan Hal ini berhubungan dengan tugas
kepemimpinan.
Pengertian
staffing atau biasa disebut dengan penyusunan personalia adalah
penarikan (
), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi
para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam
pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental,
fisik, dan emosional untuk posisi-posisi jabatan yang ada melalui analisa
jabatan, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan dan kemudian menarik
karyawan yang diperlukan dengan karakteristik-karakteristik personalia tertentu
seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan dan pengalaman. Fungsi ini mencakup
kegiatan-kegiatan seperti pembuatan system pengajian untuk pelaksanaan kerja
yang efektif; penilaian karyawan untuk promosi, transfer atau bahkan demosi dan
pemecatan; serta keahlian dan pengembangan karyawan.
Beberapa literature manajamen memasukkan fungsi staffing sebagai bagian dari fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan staffing sebagai hal yang terpisah dari fungsi manajemen dan memperlakukannya sebagai bagian dari fungsi kepemimpinan (leadership). Fungsi staffing diuraikan terpisah sebagai salah satu fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan dunia bisnis (dimana sumber daya manusia merupakan kunci sukses perusahaan) menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting. Tetapi dalam pembahasan selanjutnya, fungsi ini ditempatkan pada satu bagian dengan fungsi pengorganisasian untuk menekankan bahwa sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat pengorganisasian merancang “wadahnya” dan fungsi staffing memberi “isinya”.
Beberapa literature manajamen memasukkan fungsi staffing sebagai bagian dari fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan staffing sebagai hal yang terpisah dari fungsi manajemen dan memperlakukannya sebagai bagian dari fungsi kepemimpinan (leadership). Fungsi staffing diuraikan terpisah sebagai salah satu fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan dunia bisnis (dimana sumber daya manusia merupakan kunci sukses perusahaan) menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting. Tetapi dalam pembahasan selanjutnya, fungsi ini ditempatkan pada satu bagian dengan fungsi pengorganisasian untuk menekankan bahwa sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat pengorganisasian merancang “wadahnya” dan fungsi staffing memberi “isinya”.
Penyusunan personalia adalah yang
berkenaan dengan penarikan, fungsi manajemen penetapan,
pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam bab
ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan
sumber daya manusia sekarang dan di waktu yang akan datang. Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya
dengan tugas-tugaskepemimpinan, motivasi,
dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan. Tetapi fungsi ini berhubungan serta
dengan fungsi pengorganisasian, dimana pengorganisasian
mempersiapkan ´ kendaraan ´-nya dan peyusunan personalia
mengisi ´ pengemudi ´-nya yang sesuai gengan posisi kerja yang ada. Akhirnya,
fungsi penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua
manajer, baik mereka mengolah perusahan besar ataupun menjadi pemilik perusahan kecil.
PROSES PENYUSUNAN
PERSONALIA
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapan
dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi
dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada
waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe
lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhinya. Kedua lingkungan
internal, yang terdiri dari unsur-unsur di dalam organisasi.
Langkah-langkah proses ini mencakup:
- perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
- Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia.
- Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia.
- Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.
- Latihan dan pengembangan
PENGERTIAN
PERENCANAAN SDM
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh
keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses
menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut
agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173)
mendefinisikan bahwa: “Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan
mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu
yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat”.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi
tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut
dapat mencapai tujuannya.
- Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia
(SDM), yaitu:
- Kepentingan Individu.
- Kepentingan Organisasi.
- Kepentingan Nasional.
- Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan SDM, yaitu:
- Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang
berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan
perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan
pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih
dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi.
Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga
berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi
permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
Kesimpulannya, PSDM memberikan petunjuk masa
depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh, kapan tenaga kerja dibutuhkan,
dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga kerja.
Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan suatu organisasi.
- Syarat – syarat perencanaan SDM
ü
Harus mengetahui
secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
ü
Harus mampu
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
ü
Harus mempunyai
pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
ü
Harus mampu membaca
situasi SDM masa kini dan masa mendatang.
ü
Mampu memperkirakan
peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
ü
Mengetahui secara luas
peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
- Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk
membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan
SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana
kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola. Pengembangan rencana SDM merupakan
rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus
mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak
hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini
membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi
kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi
yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Prosedur perencanaan SDM
ü
Menetapkan secara
jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
ü
Mengumpulkan data dan
informasi tentang SDM.
ü
Mengelompokkan data
dan informasi serta menganalisisnya.
ü
Menetapkan beberapa
alternative.
ü
Memilih yang terbaik
dari alternative yang ada menjadi rencana.
ü
Menginformasikan
rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.
ü
Metode PSDM ,dikenal
atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa
perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan
perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya
cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang
merugikan perusahaan.
ü
Metode ilmiah
diartikan bahwa PSDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data,
informasi, dan peramalan (forecasting) dari perencananya. Rencana SDM semacam
ini risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan
terlebih dahulu.
- Pengevaluasian Rencana SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik,
akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
ü
Manajemen puncak
memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap
keputusan-keputusan bisnisnya.
ü
Biaya SDM menjadi
lebih kecil karena manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum
terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya.
ü
Tersedianya lebih
banyak waktu untuk menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat
diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya
dibutuhkan.
ü
Adanya kesempatan yang
lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa
yang akan datang.
ü
Pengembangan para
manajer dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Kendala-kendala PSDM
1.
Standar kemampuan
SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada,
akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi)
saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM
untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2.
Manusia (SDM)
Mahluk Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat
dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu
sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi
kurang mau melepaskan kemampuannya.
3.
Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang
kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM
yang baik dan benar.
4.
Kebijaksanaan
Perburuhan Pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti
kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat
rencana yang baik dan tepat.
Samsuri_Design +6285790902007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar